...Pada awalnya, saya memang tidak mengira kalau di kawasan
Pantai Pink kita bisa melakukan aktivitas snorkling. Hal ini bisa saya
simpulkan karena setelah melihat-melihat review di internet mengenai Pantai
Pink kegiatan yang bisa dilakukan hanyalah bermain di tepi pantai sehingga
saya-pun hanya membawa baju ganti seadanya kalau misalkan ingin bermain di
laut. Sesuai tulisan saya sebelumnya di Pantai Pink Ada Juga di Lombok (Part1), saya bisa melakukan snorkling di beberapa titik. Setelah melakukan negosiasi
dengan pemilik perahu dan alat snorkling akhirnya kami berangkat dan tujuan
pertama adalah Gili Petelu!
Perjalanan tidak terlalu lama, hanya membutuhkan waktu
sekitar 5-10 menit. Kondisi laut relatif tenang dan ketika dilihat dari atas
perahu visibility di dalam air cukup jelas. Awalnya saya mengira snorkling akan
dilakukan di tengah laut dengan jangkar perahu dilemparkan di kedalaman sekitar
3-5 meter seperti yang dilakukan di Gili Indah (Trawangan, Meno dan Air),
tetapi snorkling di Gili Petelu hanya dilakukan di pinggir pantai yang telatif
dangkal dengan kedalaman hanya 1-1,5 meter. Air cukup tenang, visibility cukup
baik dengan warna laut turquoise, namun yang membuat saya sedikit kesal adalah
ketika lagi enak-enaknya mengapung ada saja gangguan perahu yang
terombang-ambing terkena angin. Saya hampir beberapa kali dihantam lambung
perahu jika tidak mendengar peringatan dari teman atau boatman yang asyik
nongkrong diatas perahu. Gangguan itu terbayarkan dengan pemandangan yang cukup
baik di bawah laut, terlihat beberapa coral yang yaaaa.. karena berada di
pinggir pantai banyak koral yang pecah, mungkin karena gangguan perahu yang
sering bersandar. Yang saya suka adalah jumlah ikan yang SANGAT SANGAT BANYAK
dan beberapa kali saya menemukan schoolfish sedang bergerombol atau menemukan
bintang laut yang berwarna biru. Karakteristik ikan juga cukup “ramah” (karena
mungkin terbiasa dengan kunjungan wisatawan sehingga tidak mudah kabur),
apalagi jika diberi umpan seperti roti ikan akan datang dengan sendirinya.
Saking dekatnya kita sama ikan kadang secara tidak sadar ada ikan yang lewat
pas di depan mask, atau teman saya yang tidak sengaja (maaf) menginjak ikan
ketika kakinya menapak di pasir.
Karena area yang dapat dijangkau hanya sedikit dan kami
sudah cukup puas dengan kegiatan snorkling, akhirnya kami melanjutkan
perjalanan menuju pantai yang dinamakan Pantai Pink II. Boatman kapal
mengatakan bahwa di Pantai Pink II pasirnya terlihat lebih pink, dan memang
benar, pasirnya terlihat lebih pink dari Pantai Pink I tetapi tidak terlalu
signifikan. Entah karena sudah sore atau memang kandungan coral merah yang
pecah lebih banyak di pantai ini. Di pantai ini saya tidak mengambil gambar
karena kami bertiga terlalu asyik bermain pasir hehehe.
“Mas, mumpung belum terlalu sore, ayo saya ajak liat sumur
laut”
“Apa itu Pak sumur laut?”
“Yaa kayak ada lobang di dasar laut gitu mas, banyak
ikannya, disana terumbu karangnya juga warna-warni”
“Bisa snorkling pak disana?”
“Bisa mas, tapi saya gak bisa lempar jangkar jadi nggak
terlalu lama ya”
Mendengar ajakan dari boatman saya jadi tertarik untuk
melihat “Sumur Laut” di salah satu spot snorkling di bagian timur Pantai Pink
I. Setelah berlayar (ciee berlayar) sekitar sampai 10 menit akhirnya kita
sampai di spot yang diceritakan oleh boatman tadi. Kesan pertama saya adalah
AMAZING!!! Hanya dari atas perahu saya sudah bisa melihat dengan jelas terumbu
karang yang berada di dasar perairan dengan kedalaman yang diperkirakan 3-5
meter. Benar kata boatman yang mengatakan bahwa terumbu karang disini
berwarna-warni dengan dominasi warna coklat. Saya melihat beberapa terumbu
karang berwarna biru, hijau, kuning dan sesekali saya melihat yang berwarna
putih. I really appreciate the behavior of a boat man who didn’t throw an
anchor in this area. Kesadaran pelaku pariwisata yang seperti ini yang patut
untuk dicontoh karena melindungi kondisi alam yang sadar atau tidak memberikan
mereka penghasilan.
Ini bagian yang ditunggu-tunggu, tiba-tiba kami melihat ada
satu spot yang tidak memiliki terumbu karang, berpasir, lebarnya sekitar 3-4
meter dan ditengahnya terdapat lingkaran berwarna hitam pekat memili diameter sekitar
1-2 meter.
“Pak itu terumbu karang? Kok berwarna hitam?”
“Bukan Mas, ya itu yang namanya Sumur Laut. Ayo saya ajak
lihat lebih dekat”
Setelah kapal mendekat dan kami menyadari bahwa lingkaran
hitam itu BOLONG. Kata seram dan pikiran aneh-aneh akan monster yang tiba-tiba
keluar dari dalam lubang itu adalah yang pertama kali saya pikirkan. This is
really amazing, istilah laut di dalam laut ini pertama kali ada dalam pikiran
saya. Ketika perahu kami berada tepat diatas lubang itu, samar-samar terlihat
segerombolan ikan dan teman saya yang membawa action cam langsung memasukkan
kameranya ke dalam air untuk merekam lebih jelas. Untung teman saya membawa
monopod yang agak panjang sehingga action cam-nya bisa hampir sampai ke bibir
lingkaran.
Bagi yang ingin langsung melihat "sumur laut", silahkan langsung menuju 30 detik terakhir video di bawah ini.
Bagi yang ingin langsung melihat "sumur laut", silahkan langsung menuju 30 detik terakhir video di bawah ini.
“Bagaimana Mas? Mau masuk ke air atau tidak?”
Mendengar pertanyaan dari boatman, sebenarnya saya mau
nyemplung ke laut mengingat pemandangan yang ditawarkan sangat indah. Tetapi
entah mengapa, ini pertama kali saya agak merinding untuk melakukan snorkling. Alasan
pertama, kedua teman saya menolak untuk nyemplung disini karena alasan capek,
kedua entah karena sudah sore atau bagaimana kondisi di bawah relatif gelap
(tadi saya bilang kalau terumbu karang mudah dilihat, memang benar, tetapi
saking padatnya dan sehatnya terumbu karang kesan “gelap” sangat terasa ketika
mau masuk ke dalam air), ketiga melihat “Sumur Laut” yang cukup besar menganga
di dasar laut membuat saya sedikit merinding, entah berpikir sesuatu akan
muncul secara tiba-tiba dari lubang tersebut.
“Saya mau masuk saja Pak sebentar, tapi tolong di-pas-kan di
dekat sumur laut ya Pak”
Sekali lagi, ketika saya melihat “Sumur Laut” dari atas
perahu membuat saya merinding sekaligus berdecak kagum. Setelah
menimbang-nimbang akhirnya saya mengambang di dekat lambung perahu dengan tangan
tetap memegang erat bambu yang menjadi penyeimbang perahu. AND OH MY GOD, THIS
IS REALLY REALLY ABSOLUTELY AMAZING, saya melihat gugusan karang yang sangat
indah, sangat sehat, dan sangat padat. Ketika kapal bergerak mendekati “Sumur
Laut” saya semakin berdecak kagum karena di dalam sana terdapat banyak sekali
ikan, saya sesekali melihat schoolfish terlihat dari “Sumur laut”. Entah
bagaimana saya baru sadar bahwa daritadi ketika saya melihat terumbu karang,
saya jarang sekali melihat ikan dan semua ikan berada di “Sumur Laut”. Memang sedikit
menyeramkan snorkling di area ini, tapi keindahan bawah lautnya memang tiada
tandingannya.
Setelah kami selesai melakukan aktivitas snorkling, akhirnya
kami kembali ke pantai dan bersiap-siap kembali ke Mataram karena hari sudah
mulai gelap. See you on next trip!
#SantaiDulu
Video dari action cam diambil oleh teman saya, Rio Rahmanto dan di edit oleh saya sendiri. Ingin melihat foto yang lain? SIlahkan kunjungi Instagram Auke Herdyansah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar