Halaman

Selasa, 30 Agustus 2016

Pantai Pink Ada Juga di Lombok! : Pernah Dengar Istilah Sumur Laut? (Part 2)

...Pada awalnya, saya memang tidak mengira kalau di kawasan Pantai Pink kita bisa melakukan aktivitas snorkling. Hal ini bisa saya simpulkan karena setelah melihat-melihat review di internet mengenai Pantai Pink kegiatan yang bisa dilakukan hanyalah bermain di tepi pantai sehingga saya-pun hanya membawa baju ganti seadanya kalau misalkan ingin bermain di laut. Sesuai tulisan saya sebelumnya di Pantai Pink Ada Juga di Lombok (Part1), saya bisa melakukan snorkling di beberapa titik. Setelah melakukan negosiasi dengan pemilik perahu dan alat snorkling akhirnya kami berangkat dan tujuan pertama adalah Gili Petelu!

Perjalanan tidak terlalu lama, hanya membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit. Kondisi laut relatif tenang dan ketika dilihat dari atas perahu visibility di dalam air cukup jelas. Awalnya saya mengira snorkling akan dilakukan di tengah laut dengan jangkar perahu dilemparkan di kedalaman sekitar 3-5 meter seperti yang dilakukan di Gili Indah (Trawangan, Meno dan Air), tetapi snorkling di Gili Petelu hanya dilakukan di pinggir pantai yang telatif dangkal dengan kedalaman hanya 1-1,5 meter. Air cukup tenang, visibility cukup baik dengan warna laut turquoise, namun yang membuat saya sedikit kesal adalah ketika lagi enak-enaknya mengapung ada saja gangguan perahu yang terombang-ambing terkena angin. Saya hampir beberapa kali dihantam lambung perahu jika tidak mendengar peringatan dari teman atau boatman yang asyik nongkrong diatas perahu. Gangguan itu terbayarkan dengan pemandangan yang cukup baik di bawah laut, terlihat beberapa coral yang yaaaa.. karena berada di pinggir pantai banyak koral yang pecah, mungkin karena gangguan perahu yang sering bersandar. Yang saya suka adalah jumlah ikan yang SANGAT SANGAT BANYAK dan beberapa kali saya menemukan schoolfish sedang bergerombol atau menemukan bintang laut yang berwarna biru. Karakteristik ikan juga cukup “ramah” (karena mungkin terbiasa dengan kunjungan wisatawan sehingga tidak mudah kabur), apalagi jika diberi umpan seperti roti ikan akan datang dengan sendirinya. Saking dekatnya kita sama ikan kadang secara tidak sadar ada ikan yang lewat pas di depan mask, atau teman saya yang tidak sengaja (maaf) menginjak ikan ketika kakinya menapak di pasir.


Karena area yang dapat dijangkau hanya sedikit dan kami sudah cukup puas dengan kegiatan snorkling, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju pantai yang dinamakan Pantai Pink II. Boatman kapal mengatakan bahwa di Pantai Pink II pasirnya terlihat lebih pink, dan memang benar, pasirnya terlihat lebih pink dari Pantai Pink I tetapi tidak terlalu signifikan. Entah karena sudah sore atau memang kandungan coral merah yang pecah lebih banyak di pantai ini. Di pantai ini saya tidak mengambil gambar karena kami bertiga terlalu asyik bermain pasir hehehe.

“Mas, mumpung belum terlalu sore, ayo saya ajak liat sumur laut”

“Apa itu Pak sumur laut?”

“Yaa kayak ada lobang di dasar laut gitu mas, banyak ikannya, disana terumbu karangnya juga warna-warni”

“Bisa snorkling pak disana?”

“Bisa mas, tapi saya gak bisa lempar jangkar jadi nggak terlalu lama ya”

Mendengar ajakan dari boatman saya jadi tertarik untuk melihat “Sumur Laut” di salah satu spot snorkling di bagian timur Pantai Pink I. Setelah berlayar (ciee berlayar) sekitar sampai 10 menit akhirnya kita sampai di spot yang diceritakan oleh boatman tadi. Kesan pertama saya adalah AMAZING!!! Hanya dari atas perahu saya sudah bisa melihat dengan jelas terumbu karang yang berada di dasar perairan dengan kedalaman yang diperkirakan 3-5 meter. Benar kata boatman yang mengatakan bahwa terumbu karang disini berwarna-warni dengan dominasi warna coklat. Saya melihat beberapa terumbu karang berwarna biru, hijau, kuning dan sesekali saya melihat yang berwarna putih. I really appreciate the behavior of a boat man who didn’t throw an anchor in this area. Kesadaran pelaku pariwisata yang seperti ini yang patut untuk dicontoh karena melindungi kondisi alam yang sadar atau tidak memberikan mereka penghasilan.

Ini bagian yang ditunggu-tunggu, tiba-tiba kami melihat ada satu spot yang tidak memiliki terumbu karang, berpasir, lebarnya sekitar 3-4 meter dan ditengahnya terdapat lingkaran berwarna hitam pekat memili diameter sekitar 1-2 meter.

“Pak itu terumbu karang? Kok berwarna hitam?”

“Bukan Mas, ya itu yang namanya Sumur Laut. Ayo saya ajak lihat lebih dekat”

Setelah kapal mendekat dan kami menyadari bahwa lingkaran hitam itu BOLONG. Kata seram dan pikiran aneh-aneh akan monster yang tiba-tiba keluar dari dalam lubang itu adalah yang pertama kali saya pikirkan. This is really amazing, istilah laut di dalam laut ini pertama kali ada dalam pikiran saya. Ketika perahu kami berada tepat diatas lubang itu, samar-samar terlihat segerombolan ikan dan teman saya yang membawa action cam langsung memasukkan kameranya ke dalam air untuk merekam lebih jelas. Untung teman saya membawa monopod yang agak panjang sehingga action cam-nya bisa hampir sampai ke bibir lingkaran.

Bagi yang ingin langsung melihat "sumur laut", silahkan langsung menuju 30 detik terakhir video di bawah ini.





“Bagaimana Mas? Mau masuk ke air atau tidak?”

Mendengar pertanyaan dari boatman, sebenarnya saya mau nyemplung ke laut mengingat pemandangan yang ditawarkan sangat indah. Tetapi entah mengapa, ini pertama kali saya agak merinding untuk melakukan snorkling. Alasan pertama, kedua teman saya menolak untuk nyemplung disini karena alasan capek, kedua entah karena sudah sore atau bagaimana kondisi di bawah relatif gelap (tadi saya bilang kalau terumbu karang mudah dilihat, memang benar, tetapi saking padatnya dan sehatnya terumbu karang kesan “gelap” sangat terasa ketika mau masuk ke dalam air), ketiga melihat “Sumur Laut” yang cukup besar menganga di dasar laut membuat saya sedikit merinding, entah berpikir sesuatu akan muncul secara tiba-tiba dari lubang tersebut.

“Saya mau masuk saja Pak sebentar, tapi tolong di-pas-kan di dekat sumur laut ya Pak”

Sekali lagi, ketika saya melihat “Sumur Laut” dari atas perahu membuat saya merinding sekaligus berdecak kagum. Setelah menimbang-nimbang akhirnya saya mengambang di dekat lambung perahu dengan tangan tetap memegang erat bambu yang menjadi penyeimbang perahu. AND OH MY GOD, THIS IS REALLY REALLY ABSOLUTELY AMAZING, saya melihat gugusan karang yang sangat indah, sangat sehat, dan sangat padat. Ketika kapal bergerak mendekati “Sumur Laut” saya semakin berdecak kagum karena di dalam sana terdapat banyak sekali ikan, saya sesekali melihat schoolfish terlihat dari “Sumur laut”. Entah bagaimana saya baru sadar bahwa daritadi ketika saya melihat terumbu karang, saya jarang sekali melihat ikan dan semua ikan berada di “Sumur Laut”. Memang sedikit menyeramkan snorkling di area ini, tapi keindahan bawah lautnya memang tiada tandingannya.

Setelah kami selesai melakukan aktivitas snorkling, akhirnya kami kembali ke pantai dan bersiap-siap kembali ke Mataram karena hari sudah mulai gelap. See you on next trip!

#SantaiDulu

Video dari action cam diambil oleh teman saya, Rio Rahmanto dan di edit oleh saya sendiri. Ingin melihat foto yang lain? SIlahkan kunjungi Instagram Auke Herdyansah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar