“Belum ke pantai namanya kalau belum makan ikan bakar”
Ya, memang selama ini pantai-pantai di Indonesia identik
dengan warung Ikan Bakar yang dijual di pinggir pantai (walaupun kebanyakan
yang dijual adalah mie instan dan berbagai macam soft drink hehehe). Hampir
semua pantai yang pernah saya kunjungi, menjual ikan bakar sebagai kudapan
khasnya. Namun setiap pantai memiliki ciri khas masing-masing ikan bakarnya.
Saat saya mengunjungi beberapa pantai di selatan Pulau Jawa, seperti di
Kabupaten Malang bagian selatan dan Jember, bumbu ikan bakar yang disajikan
hampir semuanya menggunakan “bumbu merah” dengan tomat dan cabai sebagai bahan
dasarnya sehingga rasa pedas sudah cukup terasa tanpa tambahan sambal lagi.
Lain halnya dengan salah satu pantai di Pulau Lombok yang akan saya bahas dalam
tulisan kali ini.
Salah satu pantai yang saya kunjungi untuk menikmati kudapan
Ikan Bakar adalah Pantai Nipah yang terletak di Kabupaten Lombok Utara, sekitar
30 menit ditempuh dari Kota Mataram. Pantai ini merupkan salah satu dari
deretan pantai yang cukup terkenal di Pulau Lombok (menurut saya) yaitu Pantai
Senggigi. Sepanjang perjalanan mendekati Pantai Nipah sudah banyak terlihat
penjual Ikan Bakar di pinggir jalan raya, dan akhirnya saya memutuskan untuk
berhenti di salah satu warung di pinggir jalan raya yang tidak terlalu ramai
karena sudah kelaparan hehe.
Terlihat tidak ada yang berbeda dari penjual ikan bakar di
pantai-pantai lainnya. Warung yang menghadap ke laut lepas, penempatan ikan
yang dijual terletak pada kotak gabus, serta tidak terlalu banyak pilihan menu
di warung ini. Ikan yang disajikan pun juga terbatas, hanya terdapat ikan
kerapu, ikan baronang, ikan entah apa namanya saya lupa hehe dan beberapa tusuk
sate cumi. Akhirnya saya memutuskan untuk menyantap ikan baronang sebagai makan
siang saya.
Satu hal yang saya tunggu-tunggu adalah ketika “pembakar”
ikan mengoleskan bumbu yang digunakan untuk ikan bakar. Ternyata di pantai ini
tidak jauh berbeda dengan ikan bakar yang ada di restoran, mereka menggunakan bumbu
hitam dengan dominasi kecap. Bumbunya terasa manis, asin, gurih dan sedikit
pedas. Satu hal yang membuat sedikit berbeda adalah “lalapan” yang digunakan
tidak hanya timun, tetapi ada terong bakar yang dicampur dengan sambal. Harga
yang ditawarkan pun juga relatif wajar, tidak terpaut jauh dengan pantai-pantai
yang lain.
Setelah menikmati kudapan akhirnya perjalanan saya lanjutkan
menuju Pantai Nipah yang saya tempuh kurang dari 1 menit hehehe karena posisi
warung berada di luar area pantai. Ternyata di dalam pantai-pun juga terlihat
banyak pedagang menjual ikan bakar sehingga menjadi pilihan lain ketika ingin
menikmati hidangan laut yang berada langsung di tepi pantai.
Aktivitas Nelayan di Pantai Nipah |
*Sedikit review, pantai ini berpasir putih dan memiliki
ombak yang relatif kecil sehingga aman digunakan untuk bermain bersama
keluarga. Selain bisa menikmati pasir putih dan deburan ombaknya, beberapa
perahu kayak bisa disewa ketika ingin bermain lebih jauh ke tengah lautan.
Beberapa pemancing pinggir pantai yang menggunakan alat pancing sangat panjang
yang menjadi ciri khasnya juga terlihat di pantai ini. Wisatawan yang
berdatangan pun mayoritas orang lokal, saya tidak melihat turis mancanegara
satupun yang mengunjungi pantai ini. Overall, pantai ini layak dikunjungi bagi
beach enthusiast seperti saya terlebih jika ingin menikmati hidangan laut
dengan harga yang terjangkau hehe
See you on next trip!
#SantaiDulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar